Sabtu, 17 Agustus 2019

Ekstrak Ikan Gabus Pengganti Albumin untuk Mengendalikan Ascites pada Hepatitis B

Ekstrak Ikan Gabus Pengganti Albumin untuk Mengendalikan Ascites pada Hepatitis B - Albumin adalah salah satu protein yang dihasilkan organ hati. Ekstrak ikan gabus bisa dijadikan sumber albumin yang bagus untuk bapak.
Ikan Gabus untuk Penderita Penyakit Hepatitis B
Apalagi dengan kondisi ascites seperti ini. Begitulah kurang lebih penjelasan perawat ketika mengontrol kondisi bapak pagi itu.

Aku diam. Mencoba menerka jauh berbagai kemungkinan. Ibu hanya memandang bingung.

Kondisi bapak yang menderita hepatitis b memang sudah semakin berat. Fisik sudah semakin lemah. Organ hatinya mungkin sudah tidak berfungsi sama sekali. Mungkin.

---oOo---

Peluh menetes melawan udara dingin yang berhembus. Meski riuh, pagi sebenarnya terasa begitu sejuk. Mentari baru sejengkal. Kendraan baru mulai berjalan.

Di pojok ruang aku duduk mengapit berkas. Ibu duduk disisi bawah ranjang. Tepat dibagian ukung kaki bapak yang sedang berbaring. 

Pintu ruang sengaja ditutup. Agar tidak riuh meski terbuka celahnya. Dari celah dain pintu, terlihat petugas kebersihan. Sibuk, lalu lalang membersihkan lantai. 

Mulai dari kamar paling ujung. Berurutan. "Maaf ya bu... dibersihkan dulu" sesekali terdengar suara petugas itu. 

Disapu. Dipel. Masih setengah basah. Terdengar suara - suara sepatu berdecak. "Alhamdulillah... mulai diperiksa", gumamku tak sabar menunggu petugas kesehatan. 

Hari ini dokter lebih pagi. Hanya didahului beberapa petugas jaga yang cekatan.
Tanpa basa-basi. Dokter beraksi. Bertanya keluhan kemudian memberikan tanggapan.

"Sudah stabil. Hari ini nanti saya kasih albumin ya. Mudah-mudahan besok bisa segera pulang", ucap sang dokter.

Benar. Setelah dokter keluar, seorang perawat datang langsung menuju ke bapak. 

"Diganti obat ya pak... obatnya ini mahal loh...", ucapnya sambil mengganti infus dengan sebuah botol kecil.

Entah apa yang ada dipikiran kami. Kami hanya bisa diam. Obat mahal bukan berita gembira karena hasilnya kami tak tahu lagi.

Sepuluh menit. Perawat selesai menganti infus itu. Selanjutnya, kami hanya bisa menunggu.

---oOo---

Mendung menggantung di atas rumah sakit. Udara berhembus dingin mengawali pagi. Jam tujuh, terasa subuh. 

Perlahan, sunyi menjadi riuh. Rumah sakit bergeliat. Menunjukkan kesibukannya. 

"Apa yang dikeluhkan hari ini pak?"
"Perut dok... masih sesak..."

"O... iya... coba kita periksa dulu ya..."

Setelah beberapa menit memeriksa, dokter menyatakan bapak boleh pulang. Perawatan dilanjutkan dengan rawat jalan. 

"Tunggu berkas sama obatnya ya pak...", pesan dokter sebelum meninggalkan ruangan.

---oOo---

Matahari mendaki cepat di ketinggian. Pukul satu siang kami pulang. Dengan sedikit kesimpulan, "albumin."

"Bapak ini butuh albumin. Bisa dari makanan. Sehari 10 butir telur ya. Harus"

Pesan dokter ahli gizi tersebut ditambah saran untuk konsumsi ikan gabus menjadi rujukan. Hari - hari berikutnya, kami berjuang keras. Mememuhi kebutuhan albumin bapak. 

"Biasanya banyak... tapi ya ikan gabus memang gak tentu..."
"Pakai ekstrak saja, gimana?"

"Memang ada?"
"Pasti ada... besok coba cari..."

"Tapi kan mahal mas....?"
"Coba cari dulu. Sekalian. Cari ikan gabus, ekstraknya untuk cadangan"

Awalnya terlihat mudah, ringan. Ternyata berat. Kami pesan ke semua orang. Keluarga, saudara bahkan tetangga. "Kalau ada ikan gabus ya... buat bapak..." kami terus mencari.

Dulu, dulu sekali. Ikan gabus atau kutuk banyak sekali. Sekarang sangat sulit. Dua kali seminggu, pagi buta aku ke pasar. Cari ikan gabus untuk albumin bapak. 

Nihil. Hampir di setiap pasaran tidak ada ikan gabus. Akhirnya pilihan jatuh pada ekstrak ikan gabus.

"Nih... ekstrak ikan gabus. Sehari satu kali. Buat tambahan..." 

"La itu dapat dari mana?"
"Dapat di apotek. Cuma ada ini. Besok sudah pesan lagi."

"Bagus ikan gabusnya langsung sih sebenarnya..."
"Iya sih. Tapi ikan gabusnya kan susah. Enggak pasti dapat."

---oOo---

Hari - hari berikutnya semakin sulit. Ekstrak ikan gabus juga masih jarang. Harganya juga lumayan. Enam puluh dua ribu untuk satu papan isi 10 butir. Padahal paling tidak bapak harus minum 6 butir sehari.

Sepuluh hari pertama, hasilnya lumayan. Berikutnya kami beli dua papan ekstrak ikan gabus, dua kali sehari. Agak lebih baik. Beberapa hari, bapak mulai bisa jalan. Fisiknya agak lebih kuat. 

Tapi perjuangan belum berakhir. Mencari ikan gabus atau ekstrakya tidak bisa cepat. 
Dua papan ekstrak ikan gabus yang dibeli sudah habis. Sementara di apotek belum ada.

"Benar ya mbak... saya pesan. Pasti diambil."
"Iya mas..."

"Kira-kira kapan mbak?"
"Enggak pasti mas. Tunggu selles datang..."

Ekstrak ikan gabus sudah habis. Padahal hasilnya lumyan. "Harusnya bapak bisa dua butir sekali minum. Jadi perutnya enggak tambah besar...", ucapku.

"Ya tapi enggak ada perubahan kok...?" Jawab ibu.

"Ya enggak ada. Kalau kebutuhan albumin tercukupi terus, baru perut bapak enggak tambah besar."

Yakin, aku yakin ekstrak ini bermanfaat menambah albumin bapak. Buktinya bapak tidak mengeluh. Perutnya juga stabil. Tidak tambah besar. 

Harus. Kalau ingin bapak bertahan maka albumin wajib. Bisa dibantu ekstrak ikan gabus untuk mengendalikan ascites-nya. Harapannya, tubuhnya bisa melawan penyakit hepatitis b yang ada.

---oOo---
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 komentar: