Selasa, 20 Agustus 2019

Rebung Bambu Kuning dan Remis untuk Hepatitis B

Rebung Bambu Kuning dan Remis untuk Penyakit Hepatitis B - tak menyerah. Kami terus berusaha menyembuhkan penyàkit hepatitis b yang bapak derita. Medis dan alternatif, obat tradisional juga kami usahakan.
Rebung Bambu Kuning dan Remis untuk Penyakit Hepatitis B
Ilustrasi Tanaman Bambu

Kami tak lelah. Berburu saran dan pengalaman dari orang lain. Meski kadang ragu.

"Siapa yang sakit bang...?" Aku membuka percakapan dengan seorang pria yang duduk disebelah kiri. Yang sama-sama menunggu diruang antrian. 

Di rumah sakit daerah. Yang sepi dan suasananya tenang. Ramah tamah, agar tidak dicap sombong. Aku menyapa, sekedar basa-basi. 

Sebenarnya lelah. Pusing. Jangankan untuk ngobrol, sama orang yang tak dikenal, untuk bicara sama keluarga saja rasanya gak enak. Apalagi kalau enggak penting. Tapi... toh aku menyapa. 

"Ibu... hanya mau minta rujukan saja"
"Oh... sama kalau begitu. Saya juga hanya minta rujukan"

"Rujukan untuk siapa?"
"Bapak... sakit hepatitis. Mau endoskopi."

"Ow... dulu ibu juga hepatitis, sembuh dengan rebung bambu kuning dan remis..."
"Rebung sama remis bang?"

"Iya... benar. Jadi sehari-hari ibu hanya makan itu."

Pembicaraan kami singkat. Terhenti ketika nama bapak dipanggil. Kami masuk ruang dokter. Sepuluh menit kemudian kami sudah mendapatkan rujukan dari rumah sakit tipe c.

Urusan selesai. Setelah istirahat sebentar kami langsung pulang. Menggunakan sepeda motor berboncengan. 

---oOo---

Sehari di rumah sakit umum daerah di kabupaten, kami mendapatkan regerensi baru. Pengobatan alternatif penyakit hepatitis b. Itu berarti harapa baru untuk sembuh. 

"Bu.... ada saran untuk konsumsi rebung bambu kuning dan remis. Gimana?"
"Kata siapa?"

"Kemarin. Di rumah sakit. Kata orangnya sih sembuh benar..."
"Kira-kira bisa enggak dengan obat bapak?"

"Mudah-mudahan bisa. Apa salahnya dicoba..."
"Ya sudah. Dicari saja. Tanya bapak dulu..."

"Iya... nanti aku tanya bapak mau apa enggak..."

Bapak setuju. Berdampingan dengan medis, kita pakai tradisional. Herbal. Hari itu juga aku langsung sebar info, cari rebung bambu kuning untuk obat hepatitis b. Dan remis juga.

Semangat menggebu. Harapan menebal, meski ternyata rebung bambu kuning ternyata tak mudah ditemukan.

"Dulu banyak mas.... sekarang sudah jarang...."
"Oh ya sudah. Makasih ya bu atas informasinya."

"Iya mas... sama-sama"

Aku tak putus asa. Semua keluarga aku beri tahu. Dibantu istri, aku juga terus berusaha sekuat tenaga.

"La itu ada kalau bambu kuning...", aku kaget ketika mertua ku bilang ada bambu kuning di dekat rumah. 

"Ada benar pak. Dimana? Ada rebungnya tidak ya?" Tanyaku bersemangat.
"Banyak... mau dibawa kapan, nanti bapak petik", ucapnya. 

"Ya kalau bisa hari ini juga pak.... "
"Ya sudah..."

Mertua ku sepertinya juga semangat. Membantu. Mungkin beliau tahu bagaimana pusingnya anak menantunya dengan keadaan itu.

Bagaimanapun, alhamdulillah. Akhirnya aku dapat. Sore itu, dengan sekitar 7 buah batang rebung bambu aku meluncur ke rumah bapak. 

"Pak... dapat rebungnya. Nanti minum rebusan rebung itu ya"

Bapak tak menjawab. Ia hanya mengangguk lemas. Aku pun menghela nafas panjang.

---oOo---

Magrib di hari minggu. Keluarga berkabung. Kondisi bapak semakin kritis. Lemah. 

Hari - hari hanya berbaring. Sudah tak kuat jalan. Beberapa kali drop. Bakan sampai pakai popok dewasa.

"Bagaimana ini... enggak ada perubahan mas...?"
"Ada perubahan pu kita enggak tahu. Bapak kan sudah agak parah. Minum obat sebulan enggak mungkin bisa langsung sembuh."

"Ya bagaimana"
"Rebung bambu kuning dilanjutkan dulu. Sambil cari remis. Kalau bapak enggak tambah parah kita lanjutkan lagi."

Dengan sabar kami terus berusaha. Sekitar satu bulan, rebusan rebung bambu kuning kami berikan. Tapi kondisi bapak tidak membaik. 

Tapi kami masih berharap. Berharap kandungan rebung bambu kuning dan remis bisa mencegah penyakit hepatitis b bapak lebih parah.

---oOo---
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 komentar: